Penafsiran
bentuk manusia purba berdasaarkan pada penemuan fosil-fosailnya. Bentuk fisik
manusia purba berdasarkan hasil penelitian para ahli mengalami perubahan secara
evolusi.
Menurut
penelitian Eugene Dubois (1890) di desa Trinil, manusia purba itu bentuknya
menyerupai kera, maka dinamakan Pithecantropus rectus, artinya “manusia kera
yang berjalan tegak”.
- Menurut hasil penelitian oleh von Koenigswald (1936), manusia purba itu bentuknya lebih besar, maka dinamakan Meganthropus Palaeojavanicus, artinya “manusia besar tertua di Jawa”.
- Menurut hasil penelitian von Koenigswald dan Weidenreich, di desa Ngandong (1931 dan 1934) menamakan fosil temuannya “Homo Soloensis, atau Manusia dari Solo”.
Penemuan dan
hasil penelitian yang lain dari von Koenigswald (1936 dan 1941) di Sangiran
dinamakan Pithecantropus Robustus yang artinya “manusia kera yang perkasa”.
Oleh para
ahli tersebut di atas, bentuk manusia purba itu diliat berdasarkan bentuk
tengkoran dan perkiraan besar kecilnya otak. Bentuk tengkorak yang besar, isi
otaknya juga lebih besar, dan ini dimiliki oleh manusia. Sedangkan bentuk tengkorak
jenis simpanse (kera) lebih kecil, dan otaknya pun juga kecil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar