Kebudayaan Cina Kuno, disebut kebudayaan Lembah Sungai Kuning, karena kebudayaan ini timbul di Lembah Sungai Hoang-Ho. Sungai ini banyak mengangkut debu Gurun Pasir Gobi, sehingga airnya berwarna kekuning-kuningan. Inilah sebabnya Sungai Hoang-Ho ini dijuluki Sungai Kuning. Tempat muaranya disebut : Laut Kuning, lembahnya disebut : Lembah Sungai Kuning dan penduduknya termasuk ras berkulit kuning pula.
Seperti
halnya wilayah di Lembah mesopotamia yang subur itu, Lembah Sungai Kuning ini
juga menjadi rebutan antara bangsa-bangsa yang mendiami wilayah Asia Tengah yang
gersang itu. Oleh karena itu sejak dinasti Chin, dibuat tembok raksasa untuk
menangkal serbuan-serbuan bangsa-bangsa, yaitu bangsa: K’i-tan, Yurchen, dan
Mongol.
Suku
bangsa-suku bangsa tersebut berulang kali menyerbu masuk ke wilayah Cina.
Bahkan suku bangsa K’i-tan berhasil menguasai wilayah Cina Utara dan
dapat mendirikan dinasti Liao (937-1125), suku bangsa Mongol yang
dipimpin oleh Kubilai Khan berhasil menguasai Cina dan mendirikan dinasti Yuan
(1279-1368). Bangsa Mercuria berhasil menguasai Cina dan mendirikan dinasti Manchu
(1644-1921), merupakan dinasti terakhir pemerintahan Cina.
Sebelum
itu, berabad-abad lamanya Cina diperintah oleh 3 dinasti, yaitu:
-
Dinasti Sing memerintah
tahun 2000-1500 SM.
-
Dinasti Yin memerintah
tahun 1500-1100 SM.
-
Dinasti Chou memerintah
tahun 1050-221 SM.
pada zaman dinasti Chou yang berkuasa adalah golongan feodal,
yaitu kekuasaan ada di tangan seorang kaisar secara turun-temurun.
Pada zaman dinasti Chou hidup tiga orang ahli pikir yang ajarannya
sangat berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat Cina sampai sekarang. Mereka
itu ialah Lao Tze, Kung Fu Tze, dan Meng Tzu.
- Lao
Tze (604-531 SM)
karyanya berjudul Fao Teh Tzing (yang kemudian berkembang menjadi Faoisme).
Fao, artinya “jalan”. Menurut Faonisme manusia harus mengikuti jalan menurut
hukum alam dan menolak kehidupan duniawi.
- Kung
Fu Tze (551-479)
disebut Konfusionisme yang berisi tentang ajaran etika dan filsafah
kebaikan. Konfusionisme sangat mengutamakan tradisi para leluhur. Ajaran ini
kemudian menjadi dasar pokok kehidupan dan pandangan hidup masyarakat dan
bangsa Cina selanjutnya.
- Meng
Tzu, atau
Meng-Tse (372-280 SM).
Meng-Tzu
adalah murid Kung Fu Tze. Ajaran erat sekali dengan pemerintahan negara. Ia mengajarkan
ajarannya itu kepada rakyat, karena menurut pahamnya, yang pemting dalam
pemerintahan itu rakyat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar