Pages

Jumat, 24 Januari 2014

Cina Kuno


           Kebudayaan Cina Kuno, disebut kebudayaan Lembah Sungai Kuning, karena kebudayaan ini timbul di Lembah Sungai Hoang-Ho. Sungai ini banyak mengangkut debu Gurun Pasir Gobi, sehingga airnya berwarna kekuning-kuningan. Inilah sebabnya Sungai Hoang-Ho ini dijuluki Sungai Kuning. Tempat muaranya disebut : Laut Kuning, lembahnya disebut : Lembah Sungai Kuning dan penduduknya termasuk ras berkulit kuning pula.

Seperti halnya wilayah di Lembah mesopotamia yang subur itu, Lembah Sungai Kuning ini juga menjadi rebutan antara bangsa-bangsa yang mendiami wilayah Asia Tengah yang gersang itu. Oleh karena itu sejak dinasti Chin, dibuat tembok raksasa untuk menangkal serbuan-serbuan bangsa-bangsa, yaitu bangsa: K’i-tan, Yurchen, dan Mongol.
Suku bangsa-suku bangsa tersebut berulang kali menyerbu masuk ke wilayah Cina. Bahkan suku bangsa K’i-tan berhasil menguasai wilayah Cina Utara dan dapat mendirikan dinasti Liao (937-1125), suku bangsa Mongol yang dipimpin oleh Kubilai Khan berhasil menguasai Cina dan mendirikan dinasti Yuan (1279-1368). Bangsa Mercuria berhasil menguasai Cina dan mendirikan dinasti Manchu (1644-1921), merupakan dinasti terakhir pemerintahan Cina.
            Sebelum itu, berabad-abad lamanya Cina diperintah oleh 3 dinasti, yaitu:
-          Dinasti Sing memerintah tahun 2000-1500 SM.
-          Dinasti Yin memerintah tahun 1500-1100 SM.
-          Dinasti Chou memerintah tahun 1050-221 SM.
pada zaman dinasti Chou yang berkuasa adalah golongan feodal, yaitu kekuasaan ada di tangan seorang kaisar secara turun-temurun.
Pada zaman dinasti Chou hidup tiga orang ahli pikir yang ajarannya sangat berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat Cina sampai sekarang. Mereka itu ialah Lao Tze, Kung Fu Tze, dan Meng Tzu.
-     Lao Tze (604-531 SM) karyanya berjudul Fao Teh Tzing (yang kemudian berkembang menjadi Faoisme). Fao, artinya “jalan”. Menurut Faonisme manusia harus mengikuti jalan menurut hukum alam dan menolak kehidupan duniawi.
-     Kung Fu Tze (551-479) disebut Konfusionisme yang berisi tentang ajaran etika dan filsafah kebaikan. Konfusionisme sangat mengutamakan tradisi para leluhur. Ajaran ini kemudian menjadi dasar pokok kehidupan dan pandangan hidup masyarakat dan bangsa Cina selanjutnya.
-     Meng Tzu, atau Meng-Tse (372-280 SM).
Meng-Tzu adalah murid Kung Fu Tze. Ajaran erat sekali dengan pemerintahan negara. Ia mengajarkan ajarannya itu kepada rakyat, karena menurut pahamnya, yang pemting dalam pemerintahan itu rakyat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar