Untuk
memahami pertumbuhan dan perkembangan masyarakat prasejarah, kita harus
mengerti letak fosil-fosil manusia purba. Biasanya lapisan tanah yang paling
bawah adalah lapisan tanah yang tertua. Namun di lapangan, keadaannya tidak
seperti itu. Tenaga indogen mengubah letak lapisan-lapisan tanah tersebut
sehingga lapisan tanah yang lebih muda tergeser ke bawah dan sebaliknya lapisan
tanah yang tertua justru ada dibagian atas. Namun para ahli sudah memiliki
keahlian dengan berpedoman pada fosil/pandu, untuk menentukan umur
lapisan kulit bumi, mana yang tua dan mana yang lebih muda umurnya. Bila kita
membaca skala zaman geologi harus dari bawah (secara umum lapisan yang tua ada
di bawah).
Zaman yang tertua ialah pada zaman archeikum (primair) belum ada
kehidupan sampai dengan mezozoikum. Baru zaman tertiair dan quartair aa
kehidupan termasuk tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia.
Zaman prasejarah di Indonesia :
a. Palaeolithikum :
Zaman batu tua, hasil kebudayaannya berupa barang/alat dari
batu yang masih kasar.
b. Mezolithikum
:
Zaman batu madya, hasil kebudayaannya berupa barang/alat dari
batu. Sudah dapat melukis (menghiasi) gua-guanya dengan gambar binatang, jari
tangan dengan semacam cat berwana merah.
c. Neolithikum :
Zaman batu baru, hasil kebudayaannya berupa alat-alat
dari batu yang sudah lebih halus. Sudah
dapat membuat perhiasan dari batu.
d. Zaman logam
:
- Sudah dapat membuat alat-alat dari perunggu : nekara, candrasa, moko dan perhiasan manik.
- Sudah mengenal teknik mengecor : a cire perduce dan bivalve. Zaman ini juga disebut zaman perundingan atau pertukangan.
e. Megalithikum
:
Mega artinya besar, jadi zaman megalithikum ini adalah kebudayaan
batu besar. Karena ditandai dengan bahan-bahan dari batu yang masih utuh atau
dipecah dalam bentuk yang serba besar yaitu : menhir, dolmen, sarkofagus,
punden berundak, dll. Secara garis besar kehidupan manusia purba ada di antara
zaman : pleistocen bawah, pleistoncen tengah dan pleistoncen atas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar